Let's talk about invitation.
Sebenarnya dari dulu cuma pingin bikin undangan yang netral, hard cover depan belakang, ukuran sekitar 20 x 15 cm or more (seukuran buku tulis campus yang besar), dan kalau bisa kertasnya bukan kertas Jasmine. Oh iya yang paling penting, harga ga mahal :p.
Banyak maunya ya, padahal cuma bikin undangan. Sebenarnya undangan toh nanti juga dibuang kata orang. Tapi undangan itu first impression dari nikahan kita. Ngga perlu mahal yang penting pantes gitu. Kalau kata orang tua, tulisan di undangan harus besar - besar, supaya orang tua bisa baca. Makanya kami kekeuh undangan harus yang cukup besar ukurannya sehingga pantes kalau tulisannya agak diperbesar. Gue sebelumnya searching dulu di internet, percetakan yang recommended. Dan gue mau rekomen percetakan yang kupakai yaitu Duta Graphia.
Hari pertama hunting percetakan awalnya ngga niat langsung bikin. Gue juga bilang sama ibu untuk pikir - pikir dulu ya mau bikin yang seperti apa. Kita cuma survey dulu. Udah gitu cari percetakan yang tempatnya nyaman (ada AC) dan punya mesin sendiri.
Tapi tanpa disangka. Baru juga nyampe tiba - tiba ibu dan mbahuti yang kebetulan ikut, langsung duduk anteng di Duta Graphia. Emang sih tempatnya enak pakai AC, jadi mereka bisa duduk nunggu sambil lihat - lihat undangan. Terus di depan toko ada mesin cetak yang gede bgt. Sudah gitu pilihannya banyak, ukuran undangan mereka yang besar juga cocok buat kami. Good Impression. Ibuku nawar harga sama cik Memey sampai lumayan lama. Padahal dari penawaran pertama juga udah sreg sama harga yang dikasih karena under our budget. Hahaha, dasar ga mau rugi. Eh tiba - tiba temen ibu yang mau nikahin anaknya masuk ke DG. Buahahaha, kaget banget. Soalnya ibuku belum cerita - cerita kalau gue mau nikah karena belum lamaran. Awalnya awkward, akhirnya jadi malah begosip sama si tante di DG. Jiahaha. Alhasil tambah sreg bikin undangan di situ karena undangan si tante juga bagus dan elegance gitu. Tips dari tante klo nawar langsung sama Pak Bos aja. Untung banget kami ketemu sama tante, beliau yang nego langsung sama Pak Bos. Alhamdulillah rejeki emang ngga kemana.
Gue milih kertas namanya Akasia warna light ivory karena pingin kertas yang ga ber - glitter semacam Jasmine (Foto di atas gue edit supaya tulisan ngga terlalu kelihatan, tapi warnanya jadi terlalu gelap. Sebenernya lebih muda warnanya). Sudah gitu kertasnya lembut dan halus kalau dipegang, tapi ada tekstur titik - titik. Jadi kalau cetak tinta Emas ada titik - titik warna kertasnya hehehe. It's not a problem for me. Kira - kira tekstur kertasnya seperti gambar di bawah. Oh iya, kertas yang gue pakai itu stok terakhir yang DG punya. Bahkan Pak Bos nanya jadi mau pakai kertas ini atau ngga, soalnya ada yang mau. Langsung teriak, "JADI DONG". Hahaha, sudah cinta sama kertasnya. Bahkan mau bikin cuma bisa 900 pcs, no more. Untung pas dihitung cukup dan waktu jadi juga ngga banyak cacatnya. Sekali lagi alhamdulillah.
Proses pembuatan undangan itu mulai dari bikin contoh di komputer, mau milih design seperti apa. Gue pilih ada border di amplop depan yang sama dengan amplop belakang dan amplop dalam. Bapakku sudah pesan kalau tulisan di amplop depan harus jelas dan lengkap dari tanggal, hari, jam, tempat dan alamat. Soalnya klo isinya hilang, paling ngga amplopnya masih ada. Gue sengaja milih agar tutup amplop bisa diselip, supaya ngga susah dan kebuka - buka pas masukin ke plastik. Gue juga minta ada hiasan chandelier untuk mempercantik dan nyari yang mirip - mirip sama punya Balai Sudirman, plus kertas kalkir di dalam undangan.
Mereka cuma sediakan dummy diprint di kertas A4 dan hitam putih. Gue ngga bisa minta dummy utuh. Tapi pada kenyataannya sih, Pak Bos ngasih lihat contoh hasil cetak pertama sebelum bikin banyak lagi. Ibu request plastik yang lebih tebal biar ngga gampang robek. Gue rekomen banget buat orang yang slordig kaya' gue untuk pesan plastik yang tebelan. Hahaha. Kami juga ngga mau kotak di tempat tempelan nama karena ribet nanti pas nempel tom and jerry. Karena harus sesuai sama kotak. Freestyle aja nempelnya, jadi ngga dibatasi sama kotak. Soalnya pengalaman waktu kakak, jadinya berkali - kali nempel supaya pas di dalam kotak. Kertas akasia ini fragile banget gampang ngeletek, jd sekali tempel terima nasib. Miring dikit yowes. Buat yang perfeksionis mending pakai kertas Jasmine aja, easier to ngeletek tom and jerry.
Oh iya cik Memey itu kesan awal jutek. Lama - lama baik kok. Gue sering ketemu ibu - ibu yang awalnya dijutekin pas nawar harga, tapi lama - lama malah cik memey yang takut sama ibu - ibu itu. Hahaha. Dia susah banget dihubungi by phone. Jadi dateng aja langsung. Waktu itu kartu ucapan terima kasihku salah nama, dia dimarahin sama ibuku karena kartunya mau dimasukkin ke souvenir. Terus dia malamnya sms sama ibu, minta maaf. Hahaha ada ada aja. Dalam dua hari kartu ucapan yang benar pun langsung jadi. Kalau ada masalah langsung lapor sama Pak Bos aja biar cepat tertangani. Waktu itu undangan gue sudah jadi semua, tapi ternyata gue mau pindahin akad nikah yang tadinya di rumah jadi di gedung. Ibu langsung bilang ke Pak Bos dan bagian akad ditutup, diganti dengan yang baru. Untuuuung kertas akasia sisa masih ada kalau ukuran kecil - kecil. Ibuku cuma nambah ongkos kerja lembur karyawannya aja. Sudah gitu seminggu selesai. Hehehe si Pak Bos baik tenan. Total pengerjaan undangan sekitar 3 bulan.
Overall bikin undangan ini seru, gue sih menikmati. Ribet tapi berasa ngurus nikahannya. Yang penting si Pak Bos dan Cik Memey orangnya bertanggungjawab kok. Buat yang perfeksionis dan ngga mau repot, ya bikin di Kartu reva aja. Untuk harga yg bisa double bahkan triple.
Duta Graphia, Tebet ini overall 7.5 out of 10.
Invitation Price: Under Rp 20.000 (belum termasuk plastik).
Box Price: Under Rp 50.000 (tergantung besar)
Permintaan alamat email - arsip konsumen Dutagraphia, thx
ReplyDelete